Prof. Dr. H. Ahmad Roiq, MA
(Wakil Ketua Umum MUI Jawa Tengah)
Assalamualaikum wrwb.
Saudaraku yang dicintai Allah, karunia-Nya membangunkan kita di fajar yang cerah, membuka hati dan dikiran yang segar. Karena itu kita musti bersyukur. Kita doakan Rasulullah saw, dengan penuh harap, kelak kita dapat syafaat dari beliau.
Manusia dilahirkan dari rahim ibu dalam keadaan tidak tahu apapun, Allah kasih kita pendengaran, penglihatan, dan hati (perasaan) agar pandai bersyukur (QS. Al-Nahl, 16:78).
Pendidikan keluarga, madrasah/sekolah, lingkungan, mengantarkan seseorang menjadi manusia berkarakter atau memiliki jatidiri yang baik. Di sini, Islam memposisikan setiap bayi yang lahir — dari siapapaun — adalah suci, tanpa dosa, dan berfitrah tauhid. Kedua orang tuanya — langsung atau tidak langsung — yang akan merubah mereka, akan menjadi seperti yang diinginkan (Al-Bukhary).
Siapapun yang ingin masa depannya cemerlang, sudah pasti harus mengikuti sunnatullah atau sering dipahami sebagai hukum alam atau natural law. Manusia dengan akalnya diberi kebebasan untuk memilih jalannya. Dalam bahasa leluhur di Jawa, “sing sopo nandur bakal manen”, “becik ketitik, olo ketoro” artinya “barangsiapa menanam, maka bakal menuai” jika yang ditanam kebaikan, akan panen kebaikan, dan jika yang ditanam keburukan maka akan panen keburukan juga. Usaha atau perbuatan yang baik, akan menghasilkan balasan yang baik, demikian juga, perbuatan yang buruk, akan tampak keburukannya (QS. Al-Zalzalah, 99:78).
Saudaraku yang dirahmati Allah, terutama yang masih muda-muda, masa depan kalian masih panjang, pastikan jatidiri Anda baik, maka akan jadi modal penting, masa depan kalian akan cemerlang. Rajin belajar, ilmu umum, agama, dan budi pekerti yang baik (akhlaq al-karimah). Karena dengan bekal ilmu, hati, pikiran, dan wawasan kita berubah, karena tugas kekhalifahan kita sebagai manusia, teramat besar. Dan itu butuh kesiapan diri dengan ilmu dan jatidiri yang memiliki integritas baik (QS. Al-Ra’d, 13:11).
Jangan pertaruhkan masa depan kita dengan bersinggungan dengan hal-hal yang tercela, karena hal yang buruk jika dimanaje secara rapi pun, akan tampak baik, dan siap mengalahkan hal-hal yang baik yang tidak serius. Mari kita berusaha secara maksimal untuk mendekatkan diri kepada Allah, agar masa depan kita dijamin oleh Allah. Karena apa yang dikehendaki Allah, maka semua akan terjadi. Karena manusia kewajibannya berusaha dan bekerja keras, dan pada akhirnya Allah yang menentukan. Yang jelas, selama kita melakukan yang terbaik, maka kita akan segera menuai kebaikan. Dan berarti kita menabung untuk kesehatan jiwa dan diri kita untuk modal panjang umur kita dalam kebaikan.
Allah a’lam bi al-shawab.
Wassalamu’alaikum wrwb.
Ngaliyan, 15/1/2017.