Semarang – Pahlawan Nasional Raden Ajeng Kartini disebut-sebut sebagai ulama perempuan. Salah satu yang terlihat perannya adalah keinginan RA Kartini mendorong gurunya untuk menuliskan tafsir Alquran berbahasa lokal.
“Kartini itu ulama perempuan. Banyak orang tidak berani menyebut beliau ulama. Padahal beliau lah yang mendorong tafsir Bahasa Jawa gurunya Kiai Soleh Darat Semarang,” ujar Ketua Umum MUI Provinsi Jawa Tengah Dr. K.H. Ahmad Darodji, M.Si di sela kegiatan halaqah terkait penyiapan perempuan ulama di era digital di Hotel Siliwangi Semarang, Jumat, 28 Oktober 2022.
MUI mendorong para ulama perempuan meningkatkan kompetensi dan keilmuan untuk membantu menjawab masalah-masalah yang kompleks di tengah masyarakat.
Masalah-masalah seperti kekerasan seksual, kekerasan dalam rumah tangga saat ini menjadi persoalan sangat marak.
“Butuh ilmu untuk dapat menjelaskan persoalan di tengah masyarakat, peran sebagai ulama perempuan untuk memberikan fatwa,” tambahnya.
Setelah mengikuti halaqah, para ulama perempuan diminta untuk mengikuti orientasi kader ulama sehingga dapat melahirkan ulama perempuan makin banyak.
Halaqah Ulama diselenggarakan Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga MUI Provinsi Jawa Tengah selama 2 hari, Jumat-Sabtu, 28-29 Oktober 2022. (*)