Semarang – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah menggelar halaqah ulama tentang internalisasi nilai-nilai keislaman dan budaya. Halaqah Ulama digelar di Hotel Candi Indah, Semarang, selama dua hari, Sabtu-Ahad, 17-18 Desember 2022.
Ketua Komisi Seni Budaya Islam MUI Provinsi Jawa Tengah Dr. Abdul Muhaya M.A menekankan pentingnya kebudayaan dalam kehidupan manusia. Budaya dan kehidupan manusia adalah satu kesatuan ibarat ikan dan air, dimana satu unsurnya saling mempengaruhi dan saling menyatu.
Dalam perkembangannya, kebudayaan manusia terus berubah menghadapi pola-pola baru dan budaya baru. Budaya dan kehidupan manusia mengalami tantangan mulai adanya budaya kapitalisme, kolonialisme, materialisme hingga individualisme sehingga menghasilkan situasi kegamangan.
“Islam harus memberi panduan dalam perkembangan seni budaya sehingga melahirkan salamah dan saadah,” kata Dr Muhaya, saat berbicara dalam forum tersebut.
Lebih lanjut, mantan Ketua Komisi Ukhuwah ini menyebut bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah wujud dari peradaban itu sendiri. Nilai-nilai bertindak dan berpikir dari kebudayaan manusia melahirkan sebuah peradaban.
Namun demikian, kemajuan apapun harus dilandaskan pada keimanan kepada Tuhan yang maha kuasa. Tanpa tauhid, peradaban akan sebatas menjadi budaya (culture).
“Peradaban basis utamanya adalah tauhid. Tanpa tauhid maka itu sebatas culture. Oleh karena itu, proses pemaknaan (meaning) dalam kehidupan menjadi sangat penting,” tandasnya.
Selain Ketua Komisi Seni Budaya Islam, tampil sebagai pemantik diskusi dalah Penulis dan Novelis Habiburrahman El-Shirazy, serta pendakwah KH. Amin Budihardjono.
Halaqah Ulama dibuka secara resmi oleh Ketua Umum MUI Provinsi Jawa Tengah Dr. KH. Ahmad Darodji. Kegiatan diikuti oleh para pengurus MUI Jawa Tengah, utusan dari MUI Kabupaten/Kota, serta utusan dari budayawan, seniman di Jawa Tengah. ()