Menuju Jateng Satu, MUI Jateng: Warga Harus Tetap Guyub
SALATIGA– Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah menyampaikan sejumlah rekomendasi terkait pilkada di tujuh kabupaten/kota dan Pilgub Jateng.
Salah satunya, MUI mengimbau seluruh masyarakat agar tetap guyub dan rukun meski berbeda pilihan politik. Rekomendasi tersebut ditujukan kepada pemerintah, pasangan calon, parpol, tim sukses, dan masyarakat. Poin pertama rekomendasi adalah meminta pasangan calon kepala daerah ataupun parpol pengusung agar mewujudkan pilkada yang aman, damai, dan kondusif. Masyarakat wajib menolak politik uang, kampanye hitam, hoaks, dan ujaran kebencian.
Warga yang telah memenuhi syarat harus menggunakan hak pilihnya dengan mengutamakan persaudaraan dan menghindari konflik. ”Jangan sampai golput. Jika ada perbedaan politik, jangan dibesar-besarkan.
Perbedaan itu hanya satu menit saat pencoblosan di bilik suara. Di luar itu harus tetap guyub dan rukun. Saling menjaga situasi agar tetap kondusif,” kata Ketua MUI Jateng KH Ahmad Daroji dalam ”Halaqah Ulama” di Salatiga, baru-baru ini.
Profesional
Acara yang diselenggarakan oleh MUI Jateng dan Kesbangpolinmas Jateng itu dihadiri perwakilan MUI kabupaten/kota se- Jawa Tengah dan perwakilan perguruan tinggi Islam. Rekomendasi ditandatangani oleh KH Ahmad Darodji, KH Ali Mufiz (tokoh masyarakat), KH Haris Shodaqoh (Nahdlatul Ulama), H Tafsir (PW Muhammadiyah Jateng), dan KH Abdul Nashir Asyíari (perwakilan pondok pesantren). Rekomendasi selanjutnya adalah meminta penyelenggara pilkada (KPU dan Bawaslu) agar profesional dan menaati aturan. Kemudian, merekomendasikan supaya segenap komponen umat Islam yang diprakarsai oleh MUI untuk menafsir ulang pelaksanaan demokrasi dalam konteks Pembukaan dan Pasal 33 UUD 1945.
Menurut MUI, kekuatan politik Islam perlu dijadikan instrumen ibadah dengan tujuan menyejahterakan masyarakat. Pilkada dan pilgub dinilai sebagai momen untuk membangun Jawa Tengah. Plh Kepala Kesbangpolinmas Jateng Ibnu Kuncoro mengatakan, pemerintah mendorong peran aktif ulama untuk menyukseskan pilkada.
Harapannya, ulama ikut menyosialisasikan pelaksanaan pilkada dan turut menjaga toleransi di tengah masyarakat. ”Kalau santri menerima berita yang belum pasti, cek dulu. Jangan langsung di-share,” kata Ibnu.(H81-18)